Tanggamus, – Sultan, seorang pemuda asal Desa Penantian, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, memiliki mimpi besar yang ia genggam sejak kecil: menjadi seorang prajurit TNI. Hidup dalam kesederhanaan bersama keluarganya—ayah seorang buruh tani dan ibu yang mengurus rumah tangga—tidak menyurutkan tekadnya untuk meraih cita-cita itu, Minggu (26 Oktober 2025).
Berbekal semangat dan tekad kuat, Sultan mempersiapkan diri secara fisik maupun mental untuk menghadapi seleksi TNI. Setiap pagi, ia berlari menyusuri jalan desa dan pematang sawah, melatih stamina dengan peralatan seadanya. Namun, perjuangannya tidak berhenti di situ. Biaya pendaftaran dan kebutuhan lain menjadi tantangan berat bagi keluarganya.
“Awalnya ayah saya ragu karena kami hidup pas-pasan. Tapi saya yakin, kalau ini jalan saya, pasti ada rezekinya,” tutur Sultan dengan mata berbinar.
Untuk membantu biaya pendaftaran, Sultan bekerja keras membantu tetangga menggiling padi, menjual sepeda tuanya, dan meminjam buku-buku bekas sebagai bahan belajar. Ia terus berjuang tanpa kenal lelah, mengingat pengorbanan orang tuanya yang mendukung penuh meski dalam keterbatasan.
“Saya ingin membanggakan orang tua saya. Ini bukan hanya tentang mimpi saya, tapi juga harapan mereka untuk kehidupan yang lebih baik,” tambahnya.
Kisah Sultan menjadi potret nyata semangat juang pemuda Indonesia yang pantang menyerah menghadapi keterbatasan. Di tengah persaingan yang ketat, ia membuktikan bahwa kerja keras dan keyakinan mampu membuka jalan menuju kesuksesan.
Dengan tekad baja dan semangat pantang menyerah, Sultan menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjuangan menuju masa depan yang lebih baik. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak generasi muda untuk terus bermimpi besar dan tidak menyerah pada keadaan.